Sabtu, 16 April 2011

Sajak-Sajak Rusydi Zamzami


Rusydi Zamzami
Lahir di Kampung Pang-panggung, Dusun Kombung Barat, Desa Ellak Daya, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, 09 Juni 1989, Madura, Jawa Timur. Alumni Mts Bustanul Ulum Ellak Daya tahun 2005 dan SMA Annuqayah Guluk-guluk tahun 2008. Sekarang sedang nyantri di PP. Annuqayah daerah Latee sekaligus mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-guluk Fakultas Syari'ah Jurusan Mu’amalah. Menulis puisi, cerpen, esei, opini, gagasan, resensi, dll. Karya-karyanya dimuat di media lokal dan nasional. Seperti, Kompas (Anak), Jawa Pos (Gagasan), Annida (Online & Cetak), SituSeni (Online), Ummi, Sidogiri, Kuntum, Keren Beken, Fajar, Hijrah, Isabella, Al-Kaun, dll. Antologi puisi bersama kawan-kawan; Rumah Seribu Pintu (RSB, 2008), Annuqayah dalam Puisi 2008 (BPA, 2008), Manuskrip Pertama 2009 (BPA, 2009), Tinta Kehidupan (TIRTA, 2010), Risalah yang Membumi (COTOT, 2011) dan Safar (RSB, 2011). Puisinya mendapat penghargaan sebagai Puisi Terbaik versi majalah KEREN BEKEN (2008); juara 2 lomba cipta puisi spontan dalam acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW se-siswa SMA Annuqayah (2008); juara 1 lomba cipta cerpen se-Annuqayah Latee yang diadakan oleh Forum Organisasi Besama (FORMA) PP. Annuqayah Latee (2009). Bergabung di komunitas sastra Bengkel Puisi Annuqayah (BPA) dan Rumah Sastra Bersama (RSB), Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Beralamat: PP. Annuqayah Latee, Al-Bukhari No. 21, Jl. Makam Pahlawan, Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur 69463. Phone. (0328) 821366, Faks. (0328) 821155. E-mail: rusydizamzami@gmail.com


Sajak-Sajak Rusydi Zamzami

DI TUBUHMU


ruang gairah rindu.


*
sudah kau tangkap isyarat waktu? segerombolan petir
berkeliaran siap menyambar. di tubuhmu
sebuah ruang paling rahasia
di dalamnya tersimpan rimbun kesejukan. adalah aku
yang kadung ingin memasuki ruang itu
tidak segampang yang diimpikan
mencari pintu jalan.


**
sudah kau baca gelisahku? gairah paling liar
terus menjalar. di tubuhmu
telah lama kubangun singgasana sulaiman
halamannya kubuat kolam surga
dengan aneka ragam ikan emas bercumbuan
sekelilingnya kutanam bunga-bunga nurani
agar menjadi prajurit sejati
yang setia menjagamu, menjaga kita, akhirnya

tetap saja langkahku ragu menuang kata
dan memulai cerita. di tubuhmu
ingin kulayarkan kapal-kapal api
gairah membuncah
dan kutabur benih-benih kehidupan
agar kelak menjadi sejarah yang siap disajikan
kepada zaman yang terus kehilangan

hingga seseorang datang membawa segudang keramahan
menancapkan tanda tangan pengesahan. di tubuhmu
aku pun tidak bisa lagi meneruskan
perjalanan.


***
sudah kau tahu? banyak sekali
yang ingin dikisahkan. di tubuhmu
aku mengadu rindu.


Guluk-guluk: Juli, 9~2007.


MENOLAK BAU MELATI


eli, mengapa kau tanam melati

di pintu rumah?


semakin hari

baunya merayapi dinding


dan menggugurkan kenangan

kenangan terkasih


yang bertahun-tahun

menawafi jantung


takkan damai mata

selama melati itu


terus melambai

di pintu


tolong cabut, eli

jangan lagi airi


aku masih ingin

keluar pintu


tanpa harus

membawa baunya


melihat dunia lain

di luar rumah


dan

batin


Guluk-guluk: Maret, 22~2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar